" SELAMAT DATANG DI WEBSITE RUMAH TAHFIDZ CENDEKIA QUR'ANI "

Santri RTCQ di Masjid Al Aqso Klaten

Kegiatan Hafalan Alquran di Outdoor ( Masjid Al Aqso Klaten )

Santri RTCQ

Kegiatan Hafalan Alquran di Outdoor ( Masjid Al Aqso Klaten )

Santri RTCQ

Kegiatan Hafalan Alquran di Outdoor ( Masjid Al Aqso Klaten )

Setoran Hafalan AlQuran

Setoran Hafalan yang di bimbing oleh Ustad Nur Hadi

Membaca Bersama Hafalan AlQuran

Dibimbing Oleh Ustad Aef

Kamis, 07 November 2019

H I J A B - NUSANTARA




Tradisi berhijab wanita Nusantara sudah berlangsung bahkan jauh sebelum negeri ini merdeka. Prof. Dr. Hamka menuliskan kisah perjalanannya dalam Tafsir Al-Azhar ke beberapa daerah di Nusantara. Dalam perjalanannya ia mendapati para muslimah yang menutup aurat mereka dengan menggunakan hijab. Seperti saat mengunjungi Yogyakarta tahun 1924, beliau mendapati para muslimah ‘Aisiyah telah menggunakan hijab besar yang menjulur menutupi tubuh mereka.

Pada perjalannnya yang lain di beberapa kota yang berbeda, Buya Hamka juga mendapati hal yang sama; yaitu para muslimah yang teguh dalam balutan hijab anggun mereka. Tahun 1926, saat berkelana ke Tanjung Pura dan Pangkalan Berandang, Buya Hamka juga melihat para muslimah di sana mengenakan hijab dengan tatanan busana yang unik. Mereka membalut tubuh mereka dengan kain sarung hingga tertutup seluruh tubuh kecuali separuh dari wajah mereka.

Hal serupa juga ditemui di Makasar saat beliau menetap antara tahun 1931-1934. Beliau mendapati para muslimah yang berkerja sebagai buruh di gudang-gudang pelabuhan Makasar yang juga menggunakan hijab.

Dalam perjalanannya yang lain, kembali beliau mendapati hal yang senada. Ketika tahun 1956 saat beliau berkungjung ke Bima dan Gorontalo pada tahun 1967. Didapati para muslimah di sana menjaga kehormatan diri mereka dengan menutup aurat dalam balutan hijab yang sempurna.

Salah satu gambaran tentang wanita muslimah Indonesia tempo dulu bisa dilihat dari gambah di bawah ini, ini muslimah dari Payakumbuh, foto ini terdapat dalam arsip Digital Collection Leiden University Iibraries, Foto yang diterbitkan tahun 1867 ini diambil oleh Messen,J.A seorang photographer Belanda yang banyak mengambil potret Indonesia kisaran tahun 1864-1867.

Arsip ini memberi keterangan foto tersebut dengan kalimat, -Maleise priesteressen, vermoeledijk uit Pajakomboeh- kurang lebih artinya Muslimah Melayu dari Payakumbuh (Sumbar)' karena kata biarawati tidak pas untuk para wanita dalam gambar ini.

---
ket gambar: bisa dilihat dari akun twitter @potretlawas
Share:

Senin, 28 Oktober 2019

Kisah Santri Penghafal Al Qur'an

Terima Nasihat Guru lewat Mimpi

Banyak yang tidak menyangka bahwa kehadiran guru saat santri membaca Al-Qur'an sangatlah penting. Selain ada faedah râbithah dan murâqabah (ikatan dan kedekatan emosional), juga ada faedah lain, yakni tentu saja mengoreksi apakah cara membaca santri sudah benar atau belum. Ini lebih dari sekadar tentang ilmu ucap melainkan juga ilmu adab. Suatu ketika, seorang guru menegur muridnya yang sedang membaca Al-Qur’an sambil tiduran. Sebenarnya, sang murid membacanya bil ghaib alias dengan teknik hafalan. Diam-diam ia membaca dan hanya sesekali mengeraskan suaranya agar pas dan sesuai dengan makhraj. Tak disangka, sang guru mengetahui. Ia mengambil serban lalu memukul sang murid dengan pukulan kasih sayang. "Kang, sampeyan baca Al-Qur’an itu memang bernilai ibadah. Tapi apa sampeyan nggak ingat, bahwa Rasulullah SAW itu tidak pernah menerima wahyu sambil tiduran seperti sampeyan itu." Mak deg dalam hati Sang Murid.  "Kalau membaca Al-Qur'an itu, bacalah seolah sampeyan membaca di hadapan guru yang menunjukkan. Kamu akan terjaga dari sikap tidak memuliakan wahyu Allah," sang guru melanjutkan "Kalau murid sudah berani hilang adab saat dia sedang disimak guru dalam tingkah ghaib, bagaimana mungkin ia bisa menjaga adab dalam tingkah ghaib di hadapan Rasulullah? Sampeyan tidak pernah melihat beliau. Sampeyan juga tidak pernah hadlir di majelis beliau. Tentu akan lebih mudah bagimu untuk berpaling dari pengawasan beliau." Jedeeerrrr... Seolah apa yang disampaikan Sang Guru ibarat petir yang menyambar di relung hati terdalam dari murid. Tak terasa air matanya menetes. Peluh di sekujur tubuh mulai keluar, dingin, disambut semriwing angin yang menerpa badan.  "Wahyu Allah itu turun sebagai petunjuk bagi umat. Ibarat sampeyan ditunjukkan oleh seseorang, kemudian sampeyan bersikap tanpa adab dengan orang yang menunjukkan, apakah sampeyan sudah siap untuk ditinggalkan oleh orang yang menunjukkan itu? Begitulah hendaknya sang murid beradab saat Allah SWT, tunjukkan lewat bulir-bulir kalam ilahi itu. Sikapnya terhadap kalam ilahi adalah cermin kesiapannya untuk diabaikan atau diterimanya ia," sambung sang guru sambil menunjuk ke muka sang murid. Sang murid langsung tersungkur. Kepalanya bersujud, air matanya tumpah. Sambil berbisik ia mengucap, "Astaghfirullahl 'adhim. Hamba tobat, Gusti. Mulai saat ini, hamba berjanji tak akan mengulangi lagi sikap hamba yang kurang adab itu. Ampuni kesalahan hamba, Gusti!"  Tangis tersedu-sedu sang murid memecah kesunyian. Lalu tiba-tiba sesosok tangan menyolek-nyolek dengan suara lembut, "Mas... Mas.... Bangun! Waktunya sahur. Jenengan kok keringetan. Lagi masuk angin, ya?" Terkesiap, sang murid itu duduk. "Eh... cuma mimpi ya? Tapi seolah nyata sekali, seperti dalam situasi di gothakan (kamar)-ku dulu waktu di Pondok. Ah, sang guru hadir dalam mimpiku, masih menjaga adab dan sikapku. Untuk beliau teriring doa, al-Fatihah!" Lalu sang murid beranjak ke kamar mandi. Ambil wudhu, lalu mendekati istri yang sudah menyiapkan santap sahur dan menunggu kehadirannya.  "Bismillahirrahmanirrahim..." Ustadz Muhammad Syamsudin, Pengasuh Pondok Pesantren Hasan Jufri Putri, Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur

Sumber: https://islam.nu.or.id/

Share:

Jumat, 25 Oktober 2019

Dauroh Tahfidz

Bismillahirrahmanirrahim...

Dalam rangka memenuhi Haq santri dalam menghafal Al-Qur'an dan pelajaran Diniyah kami mengadakan Dauroh Tahfidzul Qur'an setiap hari Sabtu-ahad siang.

Alhamdulillah pada pertemuan pertama DAUROH TAHFIDZUL QUR'AN ada 2 santri yang telah merampungkan hafalan juz 30.

Mudah-mudahan semangat para santri Rumah Tahfidz Cendekia Qur'ani tetap terjaga dan mampu menyelesaikan hafalan Al Qur'an dengan baik, dhobit dan mutqin. Aamiin......
4.5
Share:

PERBANYAK MEMBACA AL QUR'AN

#Tadzkiroh 
Permudah Urusan dgn Banyak Membaca Al-Qur'an

Suatu ketika 'Immad al-Maqdisi menasehati Dhiya' al-Maqdisi dengan berkata: 

"Perbanyaklah membaca al-Qur'an dan jangan sampai engkau meninggalkannya! Sungguh, semua urusanmu akan dimudahkan sesuai dengan banyak sedikitnya al-Qur'an yg engkau baca." 

Dhiya' al-Maqdisi pun berkomentar: "Aku melihat sendiri akan kebenaran nasihat tersebut, bahkan telah ku buktikan sendiri berkali-kali.

Jika aku banyak membaca al-Qur'an, maka Allah mudahkan bagiku menyimak dan menulis banyak sekali hadits. Sebaliknya, jika aku tidak membacanya, maka semua itu terasa sulit bagiku."

                      •••═══ ༻✿༺═══•••
 من أسباب البركة في الوقت
قال الضياء المقدسي: أوصاني العماد المقدسي فقال: أكثر من قراءة القرآن ولا تتركه، فإنه يتيسر لك الذي تطلبه على قدر ما تقرأ. 
قال: فرأيت ذلك وجربته كثيراً، فكنت إذا قرأت كثيراً تيسر لي من سماع الحديث وكتابته الكثير، وإذا لم أقرأ لم يتيسر لي. 
(ذيل طبقات الحنابلة 205/3)
Share:

Rabu, 23 Oktober 2019

SANTRIKU Semangatnya Luar Biasa

Semangatnya Para Santri Dauroh  sesi Makan Malam dalam Program Dauroh 19 Oktober 2019,Ustad Nur Hadi menyapa beberapa Santrinya untuk mengobrol ringan dengan sedikit canda tawa yang tanpa ada beban.. yuk simak videonya :

















Share:

Selasa, 22 Oktober 2019

Santri Indonesia untuk perdamaian Dunia


 
Hari ini tanggal 22 Oktober 2019 adalah "HARI SANTRI NASIONAL"

Kami Santri Rumah Tahfidz Cendekia Qur'ani mengucapkan :
"SELAMAT HARI SANTRI NASIONAL"

Semoga di hari Santri Nasional ini Santri santri dan calon santri semakin bertambah,dan para Santri senantiasa Istiqomah dengan ajaran ajaran yang didapatnya sebagai Santri.
Aamiinn Yaarobbal aalaamiinn.



Hari Santri Nasional (HSN) jatuh pada tanggal 22 Oktober setiap tahunnya. Peringatan ini, ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 22 Oktober 2015 di Masjid Istiqlal Jakarta. Penetapan Hari Santri Nasional dimaksudkan untuk meneladankan semangat jihad kepada para santri tentang keindonesiaan yang digelorakan para ulama.

Tema Hari Santri Nasional Ini Adalah " Santri Indonesia untuk perdamaian Dunia "




Share:

Sabtu, 19 Oktober 2019

Hafalan Juz 30 Selesai

_Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barokatuh_

Alhamdulillah santri Rumah Tahfidz Cendekia atas nama *Mujahid* telah menyelesaikan hafalan juz 30 pada:

Hari/tanggal : sabtu-ahad, 19-20 Oktober 2019
Jam: 18.00-08.30 WIB

Kami ucapkan Jazakumullahu khairan kepada ananda *Mujahid* yang telah antusias dalam menghafal juz 30 dan tak lupa pula kami ucapkan Jazakumullahu khairan kepada wali santri, pengurus Rumah Tahfidz Cendekia Qur'ani dan para donatur atas do'a dan dukungannya semoga Allah membalas kita dengan kebaikan yang melimpah dan Allah berikan keberkahan. Aamiin

 _Wassalamu'alaikum warahmatullahi wa barokatuh_

#santri_keren
#santri_menghafal_alquran
#dauroh_tahfidz_alquran
#rumah_tahfidz_cendekia_qurani
#yayasan_cendekia_qurani
#gedaren_jatinom_klaten
Share:

Fast Contact

Pengurus


For Fast Respon :
Buka website ini dengan menggunakan Smartphone Anda
Klik Icon diatas ini untuk langsung terhubung dengan kontak Whatsapp Kami.
Terima Kasih

Cari Blog Ini

Arsip Blog

H I J A B - NUSANTARA

Tradisi berhijab wanita Nusantara sudah berlangsung bahkan jauh sebelum negeri ini merdeka. Prof. Dr. Hamka menuliskan kisah perjalanan...

Recent Posts

Rumah Tahfidz Cendekia Qurani. Diberdayakan oleh Blogger.
 
close
PicsArt_10-25-09.54.03.gif